menata bebatuan yang akan menjadi pondasi kerikilku..
sendu harapku kembali mengenang kepergianmu..
meneteskan asa-asa yang berterbangan menuju langit dibawah laut..
layangan hampa bebas bergerak di langit hati..
tertarik dan terulur membentuk pola cinta..
pondasi kerikilku terabai angin saat aku masih melangkah..
menuju titik semu tanpa mengenal arah..
yang aku tahu kini...
langkahku kembali terhenti oleh ia yang berada disisi awan mendungku
meski terus mencoba tapi aku tetap
menangisi hujan yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya..
memeluk layangan hampa yang terus menguntaikan tali yang menunggu
menderapkan langkah diatas langit hati..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar