Mentari kini tak hangat lagi, melainkan merah membakar lapisan-lapisan epidermis yang kemudian membuatnya matang..
Rembulan kini tak terang lagi, melainkan gelap menerawang jiwa-jiwa sunyi di malam datang..
dan dibawah sayup-sayup lembaran asa yang jatuh ke bumi..
aku menatapnya, membawa seruan tanpa suara..
Menatap aku ke langit jatuh yang kian terbelah..
Menggeser satuan ruang waktu yang sempat terpisah..
Aku..
Diam diantara ribuan molekul kecil yang senantiasa menggenggam tiap hembusan nafasnya..
Mencekik dengan sentuhan lembutnya..
Aku..
Takan pernah tau senjata yang termakan usia
11.09.2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar